Breaking News

Minggu, 07 Desember 2014

Menyemai Harapan Budidaya Padi Sehat (3)

Kang Lewi (kanan) - Ekportir Pertanian dan Kang Eeng (kiri)
Sesi terakhir pertemuan "Pelatihan dan Demplot Pertanian Organik dengan Metode SRI" berlangsung setelah seluruh peserta melewati soliskan - sholat, istirahat & makan siang -. Sesi ini dimunculkan dengan tema mencari bentuk model bisnis pertanian organik.

Sebelum sesi ini dimulai, kami disajikan sajian khas dari Kecamatan Anjatan - Indramayu, sebuah menu masakan dengan nama "PECAK WELUT". Masakan yang pedas dan gurih ini berasal dari olahan belut yang disajikan dengan bumbu yang demikian lezat. Terima kasih banyak dan apresiasi setinggi-tingginya buat ibu-ibu Kelompok Wanita Tani (KWT) yang bersedia menyiapkannya untuk acara ini.

Pecak Welut Anjatan yang menggugah selera diiringi
makanan desa yang lezat hasil karya KWT
Selepas waktu soliskan kami berbincang kembali, namun kali ini bukan lagi seputar bagaimana menanam padi organik di lahan sawah melainkan meniti jalan pemasaran padi organik setelah panen. Sesi ini demikian menarik karena berisi dialog langsung antara petani sebagai produsen beras organik dengan eksportir yang menjual produknya. Pada kesempatan tersebut hadir Kang Lewi mewakili ekportir produk pertanian. Acara ini dipandu oleh Kang Eeng dan mengupas berbagai pengalaman, kepahitan dan harapan dalam liku-liku pemasaran dan tata niaga produk pertanian.

Pak H. Rifa'i - Anjatan : Berbagi Pengalaman

Kang Yahya - Lelea : Berbagi Pengalaman

Pak Abas - Sukra : Berbagi Pengalaman

Pak Carmadi - Kroya : Berbagi Pengalaman

Hal yang terberat sekaligus menarik dalam diskusi ini adalah kenyataan bahwa ketika petani memproduksi padi organik tidak ada pasar yang mau membeli dan sebaliknya ketika ada pembeli yang mencari padi organik tidak tersedia di petani. 

Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut, Kang Lewi mampu menjelaskan dengan sistematis dibantu pengalaman dalam mengembangkan pertanian organik dari Kang Ibo, sehingga disampaikan gagasan yang sederhana dan praktis untuk pengembangan pertanian organik di Indramayu khususnya ke depan. 

Semoga langkah-langkah kecil ini bermanfaat bagi semua.
Read more ...

Menyemai Harapan Budidaya Padi Sehat (2)

Pak H. Rifa'i dan Kang Ibo menanam benih muda dengan
cara SRI, metode SRI adalah metode yang kembali ke alam
yg efisien dlm penggunaan sarana produksi dgn hasil maksimal
Mengawali acara dibacakan sebuah karya besar penyair Taufik Ismail tentang kerendahan hati. Semua peserta yang hadir diajak untuk tidak memandang tinggi atau rendahnya tugas, melainkan berbuat yang terbaik sebisa kita untuk menghasilkan produk pertanian yang sehat, halal dan tidak terkontaminasi racun kimia, yang tentunya akan menyehatkan. 

Kesadaran kita untuk kembali menghargai alam dalam berusaha tani diharapkan akan sedikit-demi-sedikit mengubah mindset petani yang selama ini boros pupuk, merusak ekologi serta tidak efisien.

Acara kemudian dipandu oleh Kang Budi Kusmayadi, sahabat petani kita yang kebetulan berprofesi sebagai petugas PPL. Hal ini juga menggambarkan perlunya dukungan komitmen yang besar dari para petugas lapangan dalam mengembangkan budidaya tanaman sehat dan efisien di masyarakat. Kang Budi bahkan mengajak semua yang hadir untuk erus dan tanpa lelah mencari dan mengkaji ilmu pertanian yang bermanfaat dan dapat diterangkan lewat sebuah tembang sunda yang berjudul "ELMU TUNTUT DUNYA SIAR" atau ilmu terus dicari, dunia tak dilupakan.


Pemandu acara untuk mencari formula
terbaik bagi pengembangan padi organik
di dataran rendah

Seluruh peserta kemudian diajak ke sawah percobaan (demplot) Gapoktan Mulia Tani yang letaknya sekitar 100 meter dari rumah. Tiba di lokasi penanaman padi organik, peserta langsung dipandu oleh Kang Ibo mengenai cara penanaman padi organik dengan metode SRI. 

Kang Ibo dengan bersemangat menjelaskan bagaimana tata cara menanam benih muda umur 7-10 hari serta langsung berdiskusi dengan peserta di lapangan seputar bagaimana cara mengatur air, menanam padi, mengatas gangguan hama serta melakukan perawatan padi dari gangguan gulma, hama serta penyakit tanaman.


Kang Ibo sedang menjelaskan cara penanaman
benih muda dengan metode SRI



Persemaian benih muda dengan menggunakan baik (tray)


Ditengah terik matahari yang mulai meninggi, sekitar dua jam, kami semua menyimak penjelasan dari Kang Ibo yang diselingi oleh tanya-jawab petani secara langsung. Mudah-mudahan dengan Ilmu tersebut bisa memberikan pencerahan bermanfaat bagi upaya kita untuk terus mengembangkan budidaya padi sehat dengan Metode SRI ini.


Antusias ditengah terik matahari yang mulai meninggi


Panas matahari bukan halanagan untuk belajar

Eeng - Komunitas Malai-Malai Padi
Read more ...

Sabtu, 06 Desember 2014

Menyemai Harapan Budidaya Padi Sehat (1)

Tim work dari Gapoktan Mulia Tani, Desa Bugistua - Anjatan
Selalu Kompak....Salut Bapak-Bapak !
Kamis pagi (27 Nopember 2014) yang cerah kami berkumpul di rumah sahabat petani kita, Bapak H. Rifa'i di Desa Bugistua Kecamatan Anjatan, Indramayu. Aliran sungai salam darma dari Bendungan Jatiluhur mengalir tenang di halaman rumah dan dihiasi oleh keteduhan mangga cengkir yang tegak dan rimbun menyambut kami pagi itu.

 Pagi itu ada sekitar 75 orang berkumpul berbagi ilum dan bertukar pikiran yang terdiri dari Kang Hendra Kribo (Ibo) petani ahli SRI dari Kabupaten Tasikmalaya, Kang Lewi, Kang Pepen Bimandiri, Kang Irman, praktisi/eksportir pemasaran produk pertanian - Tim Unpad, Kang Riefza dan Kang Wawan dari Majalah TRUBUS serta kelompok tani dari Kab. Kuningan, Kab. Cirebon dan 5 kecamatan di Indramayu serta para petugas PPL dari BPP Kec. Anjatan - Indramayu.


Pak H. Rifa'i...Visi beliau : ingin menjadikan
Indramayu setara dalam pengembangan
Padi Organik.....Salut Pak !!!
Acara tersebut merupakan acara swadaya yang mengusung spirit "dari kita - oleh kita - untuk kita" yang digagas oleh Gapoktan Mulia Tani, Desa Bugistua, Kecamatan Anjatan, Komunitas Pengembangan Ekonomi Kreatif Pedesaan MALAI-MALAI PADI serta Tim UNPAD. Sebuah acara sederhana membahas perlunya spirit back to nature dalam usaha tani dan budidaya padi sehat yang diselingi oleh panganan sederhana khas desa seperti singkong rebus, kacang tanah dan pisang. 


Kang Ibo...selalu berbagi ilmu tentang budidaya
padi organik....Berkah dunia-akhirat ya Kang !!!

Display pameran sebagai bukti kesiapan
dalam memulai pertanian organik

Para peserta yang demikian tertarik dgn materi yg disampaikan
walau hanya ubi rebus...
Alhamdulillah terlaksana....tetap semangat !!!


Semua yang hadir larut dalam kebersamaan dan kesederhanaan semuanya membahas tentang kemungkinan bagi upaya pengembangan budidaya padi sehat dan pemasarannya di lingkungan masing-masing.

Eeng - Komunitas Malai-Malai Padi
Read more ...

Minggu, 16 November 2014

Berguru Ke PT. Bimandiri, 23 Maret 2013 (Kumpulan Foto)

Kang Pepen dari PT. Bimandiri


Petani Padi dan Sayuran Dataran Rendah berdialog
secara langsung mengenai Distribusi dan Marketing



Bawa timbel dari rumah, supaya hemat


Yang Jongkok Baju Putih ke-4 dari kanan, sdh berpulang ke Rahmatullah
selamat jalan Pak Acim


Beberapa Kelompok Tani yang Mengikuti Kunjungan
Read more ...

Jumat, 14 November 2014

Terima Kasih Atas Kepercayaannya Terhadap Produk Kami

Pesanan Paket Beras Hitam 

Beras Hitam disusun rapi dalam kemasan @2 kg

Kemasan Beras Hitam Siap Kirim

Semoga Anda Puas...Mohon Saran dan Masukannya untuk Kami Lebih Baik Lagi


Read more ...

Pranatamanga : Memahami Tanda-Tanda Alam (Bagian 1)












Read more ...

Kamis, 13 November 2014

Senin, 10 November 2014

Dari Beras Sehat Hitam menjadi Nasi Hitam (Kumpulan Foto)

Nasi Beras Sehat Hitam


Nasi Hitam yang Cantik dan Berkhasiat


Read more ...

Mengemas Beras Sehat : Merah,Putih dan Hitam (Kumpulan Foto)

Proses Sortasi Beras Manual

Proses Penimbangan Beras

Proses Pembuatan Kemasan


Produk Akhir Kemasan Beras Sehat : Merah, Putih dan Hitam

Read more ...

Belajar Pola Pertanian SRI Organik dari dari Saung Kang Ibo, Tasikmalaya (Bagian 2)

Kang Ibo (kanan) dan Kang Pepen Bimandiri (Kiri)
Saat ini ada keprihatinan yang besar terhadap masa depan kedaulatan pangan di negeri ini, dengan tingkat produksi padi di areal sawah yang stagnan, bahkan cenderung menurun. Hal ini ditambah lagi dengan berkurangnya lahan pertanian dengan cepat akibat alih fungsi lahan pertanian baik ke prasarana wilayah dan pemukiman. Berapapun besar produksi pangan kita selalu tidak mencukupi kebutuhan pangan masyarakat kita, sehingga harus ada upaya untuk memperbaiki pola usaha tani sehingga mempunyai hasil yang tinggi dengan komponen biaya produksi yang rendah yang bisa meningkatkan pendapatan petani.

Menurut Kang Ibo, dengan pertanian organik pada dasarnya mendengarkan hasrat dari komponen pertanian untuk kembali alam (back to nature), kita berorientasi pada pencegahan, bukan dengan membunuh hama dan penyakit, berhubungan baik dengan alam, karena selama ini tanah menagis karena terlalu banyak pupuk kimia dan racun. petani jadi daki bukan jadi mukti, ditambah pupuknya produksinya malah menurun.

Tanah sawah organik, menurutnya mempunyai kelebihan karena tingginya kemampuan mengikat air (KMA) sebagai contoh di sebidang sawah belakang rumahnya yang ditanami padi beras hitam. Pertanaman tersebut hanya mampu diairi selama 1 bulan karena keterbatasan air pada musim kemarau, tetapi berhubung diberi kompos dan mol maka padi tersebut tenyata bisa panen. Menanggapi hal tersebut Kang Ibo mengatakan bahwa kebutuhan tanaman padi akan air hanyalah 55 hari, yaitu ketika padi memasuki masa generatif (anakan), hal itu berarti kita bisa mengoptimalkan pemberian air karena pada dasarnya padi bukanlah tanaman yang perlu selalu direndam (aquatic).

Pertanaman Padi Hitam yang bertahan dan panen meski hanya 1 bulan terairi 


Budidaya padi organik dengan metode SRI seperti yang dilakukan oleh Kang Ibo sangat hemat dan berorientasi pada pemanfaatan bahan-bahan lokal di sekitar kebun atau rumah. Penggunaan benihnya hanya sekitar 2 kilogram untuk 1 hektar areal tanaman. selain itu dilakukan penyiangan untuk sirkulasi mikroba, serta pembuatan pupuk organik cair (POC) dengan bahan dasar air kelapa, air cucian beras, buah berenuk, buah mengkudu dan pembuatan kompos dari sampah hijauan dan kotoran ternak. Semua bisa dilakukan dengan gratis dan ada di sekitar kita, untuk itu Kang Ibo menyarankan agar petani mempunyai golok kecil untuk mencacah sisa tanaman yang akan digunakan dalam pembuatan kompos. "petani harus mempunyai tabungan hijauan tanaman...", ujarnya.

Eeng
Read more ...

Minggu, 19 Oktober 2014

Belajar Berbuah (Kumpulan Foto)








Read more ...

Khasiat Nasi Beras Hitam


Pada zaman dahulu di Kepulauan Nusantara masih dalam periode zaman kerajaan, masyarakat Indonesia saat itu telah mengkonsumsi beras hitam tetapi baru  terbatas dalam acara-acara ritual adat. Sementara itu di China, beras hitam merupakan beras ekslusif yang hanya khusus dikonsumsi oleh kalangan pembesar istana, sementara masyarakat umum dilarang mengkonsumsinya.

Warna ungu kehitaman beras ini berasal dari antosianin, suatu zat turunan polifenol yang mempunyai kemampuan antioksidan. Warna pada beras diatur scara genetik, gen yang berbeda menybabkan warna aluron, endosperma dan komposisi pati pada endosperma berbeda pula.  

Kadar flavonoid yang cukup besar menjadikannya unggul dalam mencegah pengerasan pembuluh darah dan asam urat. Di Korea, beras hitam menjadi penting dalam pemeliharaan kesehatan karena kaya akan vitamin, mineral dan antioksidan.

Beras hitam mempunyai banyak kelebihan dibanding dengan beras biasa maupun beras merahBeras hitam berkhasiat untuk menjaga kekuatan tubuh, mencegah kerusakan sel hati, mencegah  kerusakan fungsi ginjal, anti anemia, anti tumor dan kanker, memperlambat penuaan, mencegah penumpukan kolesterol, mencegah penyakit saluran pencernaan dan menambah produksi air susu ibu. Selain itu, masih dari sumber di internet bahwa beras hitam mengandung zat besi, vitamin B1 dan mineral yang lebih tinggi dibanding beras merah. 

Sebagai perbandingan Beras hitam mengandung zat besi sekitar 15,52 ppm lebih tinggi dibandingkan dengan beras biasa seperti IR 64, Ciherang, Cisadane, sintanur, pandan wangi dan batang gadis yang zat besinya hanya berkisar antara 2,9 – 4,4 ppm. Zat besi sangat diperlukan dalam pembentukan sel darah merah.

Ditulis Oleh : Budi Kusmayadi 
Sumber: Aning Hermanto, herbalis  sekaligus pemilik PT Mahkota Dewa Indonesia
Read more ...

Beras Hitam Hasil Produksi Petani Indramayu


Di Kabupaten Indramayu telah ada kelompok tani yang merintis penjualan beras hitam, salah satunya adalah Kelompok Wanita Tani (KWT) Nusa Indah Desa Patrol, Kecamatan Patrol, Kabupaten Indramayu. Beras hitam ini dikemas dengan nama dagang ”ARJUNA IRENG” 

Nama tersebut mengambil filosofi bahwa Arjuna adalah tokoh pewayangan,  ksatria yang tampan merupakan yang kesaktiannya tak usah diragukan lagi, sedangkan frase ”ARJUNA IRENG” itu sendiri merupakan sebuah judul lagu khas Pantura yang cukup terkenal. 

Dengan mengambil nama Arjuna Ireng diharapkan produk ini mudah dan cepat dikenal. Kata-kata ”unique local black rice” masih harus mendapat kajian lebih lanjut tentang varietasnya.” Demikian penjelasan Tati Hayati, ketua KWT Nusa Indah Desa Patrol Kecamatan Patrol Kabupaten Indramayu.

Di bawah ini adalah keragaan ubinan padi hitam di sawah KWT Nusa Indah Musim Tanam 2010


Padi Hitam dari Patrol pernah mengikuti pameran Pembangunan Hari Jadi Indramayu Tahun 2010, 2011 dan Hari Krida Pertanian di Kabupaten Kuningan Jawa Barat.


Penulis : Budi dan Eeng 
sumber: Dokumen KWT Nusa Indah Desa Patrol Kec. Patrol Kab. Indramayu
Read more ...

Kamis, 16 Oktober 2014

Pada Tahun 2030 Kita akan Kekurangan Pangan

Krisis Lahan Pertanian merupakan
Ancaman Pemenuhan Pangan Masa Depan
Laporan Global Harvest Initiative, menunjukkan kawasan tersebut dapat berperan sebagai sumber pangan dan agrikultur guna membantu pemenuhan kebutuhan di kawasan Asia yang terus berkembang.

Dalam analisanya secara regional, GHI melaporkan, negara-negara di Asia Timur hanya mampu memenuhi 67 persen kebutuhan pangan pada 2030. Artinya, jika produkvitas pangan tidak ditingkatkan, negara-negara di kawasan tersebut akan lebih gencar mengimpor makanan dari negara lain.


Sementara di India, dengan produktivitas agrikultur yang sama seperti sekarang, 41 persen penduduknya diprediksi menderita kelaparan pada 2030 karena kekurangan pangan."Seiring dengan pertumbuhan populasi dan meningkatnya pertumbuhan penduduk kelas menengah, terdapat pergeseran pola kebutuhan pangan. Mereka akan makan daging sapi dan produk ternak lainnya," ungkap Direktur Eksekutif GHI Margaret Zeigler.

Eeng dikutip dari : http://bisnis.liputan6.com/read/2119746/5-negara-yang-tak-bakal-kekurangan-pangan

Read more ...

Selasa, 14 Oktober 2014

Belajar Pola Pertanian SRI Organik dari Saung Kang Ibo, Tasikmalaya (Bagian 1)

Embun masih setia bergelayut di Hari Sabtu Subuh (11/10/2014) yang masih temaram, angin menerpa lembut membawa keheningan kemarau di sela-sela tanaman  meranggas dan mulai merintih kehausan pada Bulan Oktober yang demikian kering. Kami, dari komunitas malai-malai padi beserta rekan-rekan KTNA Kec. Anjatan-Indramayu, Gapoktan, Penyuluh, Petani dan POPT dari Kabupaten Indramayu dan Kuningan bergerak untuk berdialektika dan menimba ilmu dari petani pakar SRI di Kabupaten Tasikmalaya, Kang Ibo.

Pertemuan ini atas prakarsa Kang Pepen dari PT. Bimandiri-Bandung untuk agenda peningkatan produksi pangan sehat bagi masyarakat Indonesia. Sebuah agenda yang berdasarkan Blue Ocean Strategy yaitu untuk mempersiapkan bahan pangan baik beras, sayur, susu, daging dan lain-lain yang sehat di masa depan. Menurut Kang Pepen, diprediksikan di masa depan dalam era sekitar Tahun 2030, Indonesia akan menjadi kesulitan bergantung ke negara-negara pengekspor pangan karena kebutuhan pangan di dalam negeri negara-negara tersebut juga membengkak. Disisi lain, pada tahun tersebut iklim ekonomi makro Indonesia akan semakin baik yang mengakibatkan ada sekitar 100 juta orang kaya baru (OKB) yang menghendaki produk pertanian yang sehat, organik dan bermutu.

Berdiskusi di Saung Kang Ibo, Rajapolah - Tasikmalaya


Kang Pepen, PT. Bimandiri (kiri) dan Kang Ibo (Kanan)

Hendra Kribo atau Kang Ibo adalah petani pelaku SRI (System of Rice Intensification) yang menggunakan bahan alami (organik) dalam usaha taninya. Menurut Kang Ibo, alasan mengapa kita selalu kekurangan hasil produksi pangan adalah kondisi petani yang sebagian besar adalah penggarap dengan tingkat pendidikan rendah serta mempunyai mentalitas yang enggan belajar (iqro) dan selalu mengharapkan bantuan (tangan dibawah). Masih menurut Kang Ibo, kunci pembelajaran petani adalah berusaha terus mencari ilmu, melepas sifat malas dan kembali menghargai alam. Dengan kesadaran tersebut dia yakin hasil produksi bisa ditingkatkan hingga mencapai 2 kali lipat dari cara usaha tani biasa (konvensional).
Penulis : Eeng - Indramayu

Kami bangga belajar dari Petani SRI, Kang Ibo...
Semoga bisa kami terapkan dan kembangkan di Indramayu dan Kuningan




Read more ...
Designed By Blogger Templates