Breaking News

Selasa, 30 September 2014

Penanganan Hama Lalat Buah pada Mangga Gedong Gincu Secara Organik dengan Minyak Selasih




Video ini hasil wawancara dengan Bapak Waryana, Ketua Kelompok Tani Mangga ANGLING DHARMA, Desa Krasak, Kec. Jatibarang - Indramayu
Read more ...

Manusia Kaffah dalam Pembangunan Pertanian

Sabtu Pagi yang cerah (27/09/2014), kami dari komunitas malai-malai padi, secara tidak terencana menghadiri saresehan pembangunan pertanian temu alumni Keluarga Alumni Fakultas Pertanian (KAFP) UNPAD di Kampus UNPAD Jatinangor, Bandung. Rasanya senang sekali berdiskusi dan berdialektika tentang kondisi pertanian di Indonesia dengan para praktisi, pakar dan akademisi yang hadir pada saat itu, karena biasanya kami hanya berdiskusi dengan petani di rumah-rumah mereka yang sederhana atau di saung kecil dekat pematang sawah tetapi saat itu kami bisa menyimak perbincangan di sebuah aula pertemuan lantai 2 yang megah dengan muatan penuh tentang pertanian Indonesia, sehingga waktu terasa berlalu dengan demikian cepat.

Sebuah kehormatan bagi kami karena di forum tersebut berkenan hadir Bapak Ahmad Dimyati, selaku Direktur Jenderal Hortikultura, Kementerian Pertanian RI sebagai pemateri dengan moderator Bapak Iwan Setiawan, Dosen dan penulis buku Pertanian Kreatif, yang keduanya merupakan alumni dari Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran. Tema yang diusung adalah pembangunan pertanian untuk mencapai  kedaulatan pangan dan kemandirian ekonomi Indonesia. Sebuah tema besar yang layak menjadi bahan kajian dan pemikiran semua orang.

Ahmad Dimyati (Kanan) dan Iwan Setiawan (Kiri)
Bapak Ahmad Dimyati  membuka sesi dengan penjelasan mengenai manusia kaffah yang disinggung di dalam Al-Qur’an, arti kaffah menurut bahasa adalah menyeluruh, dalam konteks ini Ahmad Dimyati menjelaskan bahwa muslim yang kaffah adalah seorang yang Full Capacity Human. Hal ini digambarkan sebagai orang-orang  yang mengembangkan spiritualitas melalui nalar maupun intuisinya untuk berbuat yang bermanfaat dan memberikan kontribusi dalam isu-isu yang berkembang dan kontekstual di masyarakat.  Dimana dirasakan perlu untuk masuk ke dalam isu yang saat ini dirasakan sangat penting yaitu investasi dalam mengembangkan sumber daya manusia.  

Kontribusi spiritualitas pada SDM harus dijabarkan berdasarkan teori modal sosial yang kurang lebihnya bisa kita artikan sebagai kebersamaan sosial dalam bentuk kelompok atau komunitas yang terpadu (kohesi kelompok), yang saling menjembatani (bridging) antara petani, akademisi, pemegang kebijakan, trader dll  serta saling keterkaitan (linking) yang saling menumbuhkan dan berkembang. Spiritualitas harus dipandang sebagai semangat untuk maju dalam kebersamaan. 

Round Table Menggagas Pertanian Indonesia yang lebih baik
Kita, Indonesia adalah negara yang mempunyai kekayaan sumber daya alam dan sumber daya genetik. Semua upaya pembangunan pertanian seharusnya bisa terintegrasi dalam rangka mengembangkan sumber daya genetik bagi kesejahteraan petani kita. Sumber daya genetik harus mampu kita kembangkan bukan hanya untuk kebutuhan pangan tetapi untuk pengembangan energi, kosmetika dan obat-obatan. 

Demikian pokok pikiran yang disampaikan secara lugas dan tenang oleh Bapak Ahmad Dimyati selanjutnya pertemuan tersebut diakhiri dengan diskusi panel mengenai tema pembangunan pertanian untuk mencapai  kedaulatan pangan dan kemandirian ekonomi Indonesia yang dijawab oleh pemateri secara komprehensif. (Eeng)


Read more ...

Jumat, 12 September 2014

Rabu, 10 September 2014

Jual Beras Organik, Hasil Karya Petani Kuningan




ANDA BISA MEMBANTU PETANI ORGANIK KITA
DENGAN MEMBELI PRODUK BERAS SEHAT 
YANG DIHASILKAN
HARGA RP 17.000,- S.D RP. 20.000,- PER KG

PESANAN BISA MELALUI :
KELOMPOK TANI BAROKAH 
KETUA : ARIS ADELA - 081222147627

Read more ...

Selasa, 09 September 2014

Jejak Pembangun Desa Organik dari Kuningan (2)

Berupaya membangun bidang pertanian di desanya bagi Aris ternyata tidaklah mudah. Banyak sekali tantangan yang dia hadapi. Namun begitu tantangan demi tantangan tidaklah membuatnya surut ke belakang, melainkan menjadikannya pelecut semangat untuk berbuat lebih baik. Saat ini, tak terasa sudah 5 tahun, Aris mengembangkan pertanian organik di desanya. Dia merasakan banyak manfaat yang didapat yaitu kondisi tanah dan tanaman yang semakin baik serta biaya pengelolaan padi yang semakin menurun dan ekonomis.

Penggolahan Pupuk Organik dan Molase


Secara umum input pertanian yang dia lakukan sudah menggunakan metode alami namun Aris masih kesulitan untuk mengajak rekan-rekannya sesama petani pemilik sawah untuk mengikuti jejaknya mengembangkan pertanian organik. Salah satu kendala yang dia hadapi dalam bertani secara organik, yang selama ini belum membuat Aris puas adalah faktor pengaturan air yang relatif belum steril dari pengaruh residu bahan kimia pestisida dan pupuk buatan. Sehingga diharapkan apabila rekan-rekannya sesama petani bisa beralih ke budidaya pertanian organik maka airnya bisa lebih sehat dan tidak tercemar dan kualitas padi organik yang dihasilkan lebih meningkat. 

Tanaman Padi yang lebih sehat dengan input alami


Ketika di tanya oleh penulis bagaimana dengan respon pengembangan pertanian organik dari masyarakat sekitarnya, Aris menarik nafas agak berat sebelum menjawab pertanyaan, karena tenyata pemahaman dan ketertarikan masyarakat tentang budidaya secara sehat dan benar masih kurang walau sebenarnya jauh lebih murah, lebih baik untuk tanah , tanaman dan produk beras yang dihasilkannya. Hal ini juga menjadi penyebab masih sulitnya pemasaran beras sehat yang dihasilkannya. 

Pertumbuhan Tanaman yang Sehat


Menurutnya sulitnya untuk menjual beras sehat karena masih sedikit orang yang memahami betapa pentingnya konsumsi hasil pertanian organik bagi tubuh kita. Jejak langkahnya yang tidak kenal lelah akhirnya berbuah karena sedikit demi sedikit ada yang mengikuti polanya dalam pengembangan pertanian organik tersebut. ”...sekarang mah sudah ada dari kelompok tani yang mulai mencoba mengikuti cara pola budidaya saya" kata Aris Adela.

Bersahabat dengan Alam dan menggunakan bahan-bahan
yang mudah didapat di sekitar kita


Saat ini Aris beserta kelompoknya sudah menanam padi organik baru dengan varietas ketan, beras merah, dan pandanwangi. Aris terus berupaya untuk terus mengembangkannya pada varietas-varietas lainnya, walaupun dengan sarana dan prasarana yang terbatas namun Aris tetap optimis untuk tetap mengembangkan pertanian organik yang banyak manfaatnya tersebut.



Read more ...

Senin, 08 September 2014

Jejak Pembangun Desa Organik dari Kuningan (1)

Bila kita cermati, masih ada sebagian orang yang menebarkan energi positif dengan bekerja keras dan melahirkan karya nyata atas dasar keprihatinan terhadap kondisi pertanian di desanya. Seperti yang dilakukan oleh Aris Adela, seorang aparatur di salah satu desa di Kabupaten Kuningan. Aris yang saat itu dipercaya sebagai kepala urusan ekonomi dan pembangunan (kaur ekbang) di desa tempat tinggalnya yaitu Desa Pangkalan Kecamatan Ciawigebang Kabupaten Kuningan merasa kondisi pertanian di desanya perlu di tingkatkan.

Sebagai imbalan dari pengabdiannya sebagai aparatur desa, Aris diberikan hak untuk mengelola dan menggarap tanah desa berupa sawah atau yang lazim disebut tanah bengkok desa. Aris yang sangat tertarik dengan dunia pertanian khususnya pada pengembangan pertanian organik sudah lama mempunyai banyak ide dan gagasan untuk mempraktekkan pola pengembangan pertanian organik namun sayang gagasan tersebut belum bisa dilaksanakan karena saat itu dia tidak memiliki lahan. 


Aris Adela, berkarya dan mengajak masyarakatnya
untuk mengembangkan Pertanian Organik


Penanaman Benih Muda sebagai salah satu
Langkah Pengembangan Pertanian Organik
di Kab. Kuningan
Sehingga pada waktu diberikan kepercayaan untuk mengolah tanah desa tersebut maka seakan-akan gagasan-gagasan pertanian organik yang selama ini berkecamuk di dalam kepalanya muncul kembali dan dia berharap bisa segera mempraktekkannya. Ditambah lagi tuntutan dirinya sebagai abdi masyarakat yang harus memberikan contoh positif bagi kemajuan masyarakat tani di desanya. 

Rasa penasaran tentang budidaya padi yang baik dan benar membuatnya mencari berbagai literatur dan banyak bertanya ke petugas lapangan di Dinas Pertanian Kab. Kuningan. Dengan bekal ilmu dan penerangan dari petugas, tanpa banyak pertimbangan pertimbangan Aris langsung mencoba bertani secara organik dengan segala keterbatasan yang ada. 

Pada awalnya memang terasa sangat berat karena dirinya belum mengetahui dan belum terbiasa membuat bahan-bahan organik yang digunakan pada tanaman padinya seperti kompos, mol, NPK,Pestisida nabati,dll. Seiring dengan waktu semuanya terasa ringan dan secara perlahan teknik budidaya dan pengendalian hama secara terpadu mulai dikuasai.

Read more ...

Minggu, 07 September 2014

Jumat, 05 September 2014

Apa Kata Para Ahli tentang Manfaat Cincau Hijau


Menurut informasi yang dikutip oleh Sonny Alexander Simatupang (https://www.facebook.com/notes/sonny-alexander-simatupang/cincau/10151179257487071), disebutkan bahwa cincau hijau sangat baik dikonsumsi oleh semua kalangan. Bahan ini sangat kaya mineral terutama kalsium dan fosfor.Cincau hijau juga baik dikonsumsi bagi orang yang sedang menjalani diet rendah kalori, namun tinggi serat.

Cincau dipercaya mampu mengatasi gangguan pencernaan seperti meredakan panas dalam, sembelit, perut kembung, demam, diare,mual, , maag yang kronis serta hipertensi dan kolesterol. Keluhan sakit perut, mual, dan gangguan pencernaan bisa reda berkat cincau karena ada kandungan serat larut air (soluble dietary fiber).

Di dalam tubuh, serat larut air dapat mengikat kadar gula dan lemak, sehingga bermanfaat untuk mencegah penyakit seperti diabetes melitus, jantung, dan stroke. Ternyata cincau hijau juga mampu menyingkirkan senyawa-senyawa berbahaya pemicu kanker, dengan kandungan seratnya mampu membersihkan organ pencernaan dari zat penyebab kanker. 


Daun cincau hijau mengandung senyawa dimetil kurin-1 dimetoidida. Zat ini bermanfaat untuk mengendurkan otot.Senyawa lain seperti isokandrodendrin dipercaya mampu mencegah sel tumor ganas. Cincau juga mengandung alkaloid bisbenzilsokuinolin dan S,S-tetandrin yang berkhasiat mencegah kanker pada ginjal, anti radang, dan menurunkan tekanan darah tinggi.

https://www.facebook.com/budi.kusmayadi
Read more ...

Kamis, 04 September 2014

Ayooo...Kita Bangkiiiit...

Renungan di Jum'at pagi dari Om Bob Sadino


Read more ...

Rabu, 03 September 2014

Ungkapan Syukur Kang Cecep, Sahabat Petani Kita dari Desa Bugistua, Kec.Anjatan - Indramayu


Read more ...

Panen Raya dalam Kebersamaan

Pak Haji Rifai, Ketua Gapoktan Mulia Tani
Profil yang Bersahaja dalam Karya
Sebagai ungkapan rasa syukur terhadap karunia Allah SWT yang terus diberikan ke hamba-hambanya yang sungguh-sungguh berikhtiar, maka Gapoktan Mulia Tani, Desa Bugistua, Kec. Anjatan mengadakan acara syukuran panen (3/9/2014) yang didukung oleh salah satu produsen obat-obatan dan pestisida terkemuka. Acara ini dilaksanakan dalam kesederhanaan, kebersamaan dan bersahaja. Bertempat di lokasi sawah blok Bugis Tua. Suasana kegembiraan dan suka cita sangat terasa dengan kehadiran seluruh elemen pertanian di lapangan, anggota kelompok tani, Kepala Desa, Koordinator BPP, PPL, POPT Kecamatan dan Stakeholder Perusahaan.

Bpk. H. Rifai sebagai Ketua Gapoktan Mulia Tani, sekaligus Ketua KTNA Anjatan tidak henti-henti mengucapkan rasa syukur dan terus meminta para rekan-rekannya untuk tidak cepat merasa puas dengan hasil yang diraih, melainkan harus terus ikhtiar dan berkarya menunju peningkatan produksi yang lebih baik.


Ekspresi Kegembiraan Kepala BPP Kec. Anjatan
Begitupun dengan pesan dari Kepala BPP Kecamatan Ajatan, Bpk. Nurdin. Dalam kesempatan ini beliau mengatakan bahwa hasil ini diraih atas dasar kekompakkan baik petani, PPL, POPT dan didukung secara penuh oleh stakeholder perusahaan. Secara lugas, beliau juga memuji peran serta stakeholder perusahaan tersebut yang menurutnya tidak hanya berorientasi pada menjual produknya tetapi juga mendampingi petani sampai panen. 

Beliau berpesan untuk terus meningkatkan hasil produksi padi suasana tersebut harus tetap dijaga sehingga semangat kekompakkan, kekeluargan dan semangat berkarya dapat menjembatani kesulitan-kesulitan yang dihadapi di lapangan.


Pengarahan dan bimbingan dari stakeholder
Sepertinya kita masih mempunyai harapan untuk tetap meningkatkan produksi padi di tengah himpitan degradasi lahan apabila stakeholder pertanian di lapangan mempunyai semangat kebersamaan, yang tentunya tidak hanya bicara namun mampu menunjukkannya dengan hasil karya yang positif dan berkelanjutan. Desa Bugistua sendiri sebetulnya merupakan daerah yang mempunyai permasalahan cukup besar dalam kondisi irigasi dan pengairan sawah, karena daerahnya terlalui saluran irigasi utama namun tidak ada akses pengairan yang cukup.


Penulis bersama sahabat-sahabat petani dan penyuluh
Dari sekitar 500 hektar areal persawahan memperoleh air secara minim sekali karena terletak di ujung irigasi bendung Cipancuh yang letaknya sangat jauh. Akan tetapi semua kekurangan tersebut ternyata tidak dijadikan alasan untuk tidak berbuat menuju yang lebih baik malah melecutkan semangat untuk tetap berkarya dalam rangka berpartisipasi mendukung gerakan nasional peningkatan produksi padi.

Salut, Bapak - Bapak Tani
Read more ...

Selasa, 02 September 2014

Kaki-Kaki Perontok Padi

Salah satu metoda perontokan padi yang dikenal
oleh petani tradisional adalah dengan menggunakan kaki 

atau disebut dengan istilah "ules" (Indramayu)
atau "irik" (Bahasa Sunda)

Jerami-jerami padi kemudian dipisahkan  dari bulirnya

Bulir padi hasil perontokkan

Kumpulan Foto ini diambil pada saat syukuran panen raya di Gapokta Mulia Tani, Desa Bugis Tua, Kecamatan Anjatan, Kab. Indramayu, Selasa, 3 September 2014.


Read more ...

Lumbung, Metoda Penyimpanan Padi Anti Tikus sebagai Bukti Kearifan Lokal

Siapa mengira, bangunan sederhana berbahan kayu dan bambu ini yang sepintas tampak kecil, kumuh dan sempit, ternyata merupakan harta penyimpanan gabah yang istimewa bagi para petani dari masa kemasa.

Bangunan kecil ini umumnya disebut Lumbung atau "Leuit" dalam Bahasa Sunda. Bangunan sederhana ini ternyata kapasitasnya dapat menampung hingga diatas 10 Ton padi kering atau yang biasa disebut Gabah Kering Giling (GKG), dan salah satu dari sedikit petani yang masih mempertahankan tradisi ini adalah Pak Agus, petani dari Desa Gantar Kec. Gantar Kab. Indramayu. 

Leuit sebagai  lumbung pangan masyarakat di perdesaan yang kini keberadaannya hampir punah, telah memberi bukti bahwa leluhur kita mempunyai kearifan lokal dalam penyediaan cadangan pangan. Sistem bangunan demikian ternyata mampu menampung gabah dalam jumlah yang besar karena gabah disimpan secara curah. Dengan metoda penyimpanan curah ini ternyata terbebas dari gangguan tikus yang selama selalu memakan padi yang disimpan di gudang.

Struktur bangunan dan metoda penyimpanan ini membuktikan bahwa nenek moyang kita sungguh luar biasa dalam menangani pascapanen padi. Sistem penyimpanan (storage) tersebut dirancang atas dasar pengetahuan bahwa tikus yang selama ini selalu merusak penyimpanan padi ternyata lebih memilih makanan yang tersimpan dalam karung dibandingkan butir-butir yang dibiarkan terserak didalam "Leuit". Pengetahuan tersebut sungguh merupakan kearifan lokal yang efektif, efisien dan atas dasar pengetahuan yang luar biasa.


Lumbung tersebut biasanya selalu diisi penuh oleh Pak Agus pada saat panen dan cadangan padi tersebut baru dikeluarkan pada saat-saat paceklik. Biasanya sudah menjadi pola umum, bahwa di saat panen raya walaupun dengan harga gabah yang rendah petani menjual seluruh hasil panennya sehingga pada saat paceklik ketika harga gabah tinggi petani sudah tak mempunyai lagi gabah untuk dijual. Namun dengan mempertahankan “Leuit” warisan orang tuanya tersebut, ternyata Pak Agus selama ini dapat bertahan dari keadaan paceklik bahkan dapat menyekolahkan putranya di perguruan tinggi ternama di Bandung.


Penulis : Budi Kusmayadi, S.Pt
Praktisi Lapangan
Tinggal di Indramayu

https://www.facebook.com/budi.kusmayadi
Read more ...
Designed By Blogger Templates