Breaking News

Senin, 02 November 2015

Silaturahmi Koperasi Malai Padi dengan Bank Indonesia - Cirebon

Pada Tanggal 16 Oktober 2015, kami dari Koperasi Malai Padi melakukan kunjungan silaturahmi ke Bank Indonesia di Kota Cirebon. Bank Indonesia adalah pemberi saran yang mendorong kami bertransformasi dari komunitas petani organik menjadi koperasi. Alhamdulillah kedatangan kami disambut dengan baik oleh pihak Bank Indonesia yang diwakili oleh Pak Adi, Bu Yuyun dan Konsultan Bank Indonesia Pak Diding Ismayasa.

Dalam kesempatan tersebut, kami dari Koperasi Malai Padi memperkenalkan kepengurusan dan rencana kerja yang akan ditempuh serta meminta bimbingan dari Bank Indonesia yang telah berpengalaman mengembangkan klaster usaha kecil dan menengah. Sementara dari Bank Indonesia kami  diberikan dorongan untuk menjaga semangat dan modal sosial, Serta berkomitmen untuk bersama-sama memajukan koperasi sehingga bisa terus berkembangan dan suistainable. Tak lupa pihak Bank Indonesia juga mengucapkan selamat kepada Komunitas Malai Padi atas kemajuannya bertransformasi dari komunitas menjadi koperasi produsen beras premium dan organik di Indramayu.





Read more ...

Jumat, 30 Oktober 2015

Partisipasi Fasilitasi Kemitraan Bank Indonesia di Industrial Cirebon Ekspo 2015 - Grage City Mall

Koperasi Malai Padi difasilitasi oleh Bank Indonesia - Cirebon turut berpartisipasi dalam Ekspo Industri Cirebon 2015 pada Tanggal 19 - 23 Oktober 2015 di Grage City Mall Cirebon










Read more ...

Kamis, 24 September 2015

Pelatihan Pertanian Organik, 21 September 2015

Kunjungan Istimewa dari orang No. 1 di Indramayu
Bekerjasama dengan Dinas Pertanian dan Peternakan, Koperasi Malai Padi mengadakan Pelatihan Pertanian Organik Tingkat Kabupaten Indramayu. Bertempat di Kelompok Tani Sri Tani, Desa Mundu Kec. Karangampel - Indramayu. Acara ini mengundang semua elemen kelompok tani/KTNA Kabupaten, Praktisi Pertanian Organik hingga petani binaan BUMN untuk membahas perkembangan pertanian organik di Indramayu.

Hadir sebagai narasumber pada pertemuan tersebut yaitu Kang Uho Buhori dari Gapoktan SIMPATIK Tasikmalaya, Ahli dari BPTP Jawa Barat serta Praktisi Organik dari Jawa Timur, Dahliargo Ciptanugraha. (Eeng/Komunitas Malai Padi)


Dukungan pemerintah terhadap pengembangan pupuk organik di Indramayu

Para petani yang bersemangat mengikuti materi pelatihan

Kang Uho dari Gapoktan Simpatik Tasikmalaya : Berbagi pengalaman

Narasumber dari BPTP : materi orang kuliahan

Praktisi organik JOS dari Jombang Jawa Timur : Berbagi Pengalaman


Read more ...

Selasa, 26 Mei 2015

Beras Plastik, Beras Analog dan Isu Keamanan Pangan

Diperlukan pendampingan yang terus menerus kepada petani
tidak hanya untuk keamanan produk pangan semisal beras
tetapi keamanan hayati dalam proses usaha taninya
Dewasa ini pemberitaan tentang beras plastik menyita media massa tanah air. Banyak para ahli dan pakar yang menyampaikan pendapat agar suasana menjadi kembali tenang. Beras plastik begitu menyita perhatian karena hampir seluruh penduduk Indonesia mengkonsumsi beras, bahkan di daerah-daerah yang dahulu menggunakan sumber karbohidrat  lain saat ini mulai beralih ke beras.

Bagi Kabupaten Indramayu dan kabupaten-kabupaten lain yang daerahnya penghasil beras tentunya hal ini tidak begitu mengkhawatirkan, karena rata-rata di setiap rumah tangga petani biasanya mempunyai cadangan gabah yang disimpan untuk digiling menjadi beras pada waktu diperlukan. Hal ini sangat berbeda dengan daerah-daerah lain yang sangat menggantungkan suplai beras dari luar, tentunya akan sangat mengkhawatirkan.

Seorang pakar dari IPB, Bustanul Arifin  menilai isu beras plastik memiliki tendensi lain karena muncul pada saat pemerintah mencoba mengembangkan beras analog untuk konsumsi masyarakat sebagai bagian dari diversifikasi pangan serta antisipasi terhadap kekurangan stok beras nasional.

Menurut kami munculnya pemberitaan beras plastik sebenarnya akumulasi dari reportase media massa terhadap isu rendahnya keamanan pangan di masyarakat yang ditayangkan hampir tiap hari semisal baso daging tikus, baso menggunakan borax, daging sapi dari daging celeng, ayam tiren (mati-kemarin), pewarna pada kerang, pewarna pada jajanan dll, Sehingga publik menjadi sangat sensitif terhadap pemberitaan tersebut, terlebih terhadap beras yang nota bene dikonsumsi setiap hari oleh hampir seluruh rakyat Indonesia.

Prof, Djoko Said Damardjati, menyatakan bahwa keamanan pangan adalah salah satu faktor penting dalam kehidupan manusia. Pangan yang aman, bermutu, bergizi, seragam, dan tersedia secara cukup merupakan prasayarat utama yang harus dipenuhi dalam penyelenggaraan suatu sistem pangan.

Beliau menambahkan bahwa masalah keamanan pangan terutama terkait dengan produk-produk yang secara langsung maupun tidak langsung (melalui proses pengolahan) dikonsumsi oleh manusia. Aspek keamanan pangan mencakup dampak negatif hasil rekayasa genetik atas kesehatan seperti keracunan, alergi, penurunan kekebalan tubuh, karsinogenik dan lainnya.

Isu keamanan pangan juga tidak sebatas keamanan produk tapi keamanan hayati hasil rekayasa genetik, spektrum ini sangat luas karena melibatkan produk hasil laboratorium yang ditanam oleh petani hingga produk olahan semisal beras sintetis. Kondisi tersebut juga membuat kita harus semakin selektif tidak hanya dalam memilih makanan tetapi juga produk rekayasa genetik, pupuk dan pestisida kimiawi yang akan digunakan dalam usaha tani.

Sumber Pustaka :
1. http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/15/05/24/noum7d-isu-beras-sintetis-muncul-terkait-intelijen-atau-keamanan-pangan)

2. Prof. Djoko Said Damardjati, Road Map Menuju Komoditas Pangan Bernilai Tambah, Penerbit Papas Sinar Sinanti, Jakarta
Read more ...

Senin, 25 Mei 2015

Awal Kemarau Panjang Tahun 2015 di Indramayu

sumber foto : nasional.kontan.co.id
Senin, 25 Mei 2015, kami terlibat dalam diskusi mengenai perkembangan iklim di Bappeda Kabupaten Indramayu. Sebuah kemajuan yang dimiliki Indramayu adalah adanya Tim Iklim dari lintas Satuan Kerja Perangkat Dinas (SKPD) yang memberikan masukan terhadap kebijakan yang bisa diambil terkait perkembangan iklim ekstrem.

Pertemuan ini didasarkan pada perkembangan yang meresahkan bahwa saat ini di 5 kecamatan di Indramayu yaitu Kecamatan Gantar, Kroya, Terisi, Cikedung dan Cantigi sudah terjadi kekeringan serta hujan yang tidak kunjung turun. Luas sawah yang kering mencapai hampir 2.300 hektar dan kemungkinan akan terus bertambah.

Kondisi ini adalah awal dari mata rantai kesulitan petani, dimulai dengan menyusutnya ketersediaan air di Bendung Rentang dan Jatiluhur, ancaman matinya padi yang baru ditanam serta mulai munculnya konflik antar masyarakat yang memperebutkan air. Kesulitan yang dihadapi Kabupaten Indramayu memang hampir senantiasa berulang, karena Indramayu merupakan daerah paling ujung yang mendapatkan aliran air baik dari Bendungan Jatiluhur di sebelah barat maupun dari Bendungan Rentang di sebelah timur, pada musim kemarau dari hampir 120.000 hektar lahan sawah di Indramayu, hanya setengahnya yang mempunyai kemungkinan terairi oleh 2 bendungan utama tersebut.

Diskusi tersebut melahirkan beberapa hal yang perlu dilakukan untuk menyelamatkan pertanaman padi di Indramayu pada awal musim kemarau ini, hal tersebut antara lain :

1. Pengamanan Areal Pertanaman Padi yang sudah ditanam. Upaya ini dilakukan dengan pengecekan debit air yang real di seluruh jaringan irigasi yang ada dan melakukan koordinasi semaksimal mungkin untuk mengalirkan air ke areal sawah petani di wilayah Kabupaten Indramayu

2. Melakukan Koordinasi dengan PJT Jatiluhur terkait perbaikan saluran, pengurasan serta kemungkinan pembuatan embung atau bangunan penangkap air yang lebih optimal sehingga bisa dimanfaatkan pada waktu musim kemarau

3. Merekomendasikan penggunaan varietas genjah dan tahan air bagi petani, semisal inpari 13

4. Membuat pemetaan akurat terhadap areal yang terdampak oleh kekeringan

5. Mengusulkan untuk pelaksanaan hujan buatan di hulu sungai yang mengalir ke Indramayu

6. Mensosialisasikan tertib jadwal tanam serta gerakan hemat air bagi lokasi/kecamatan yang selama ini kelebihan supply air, seperti Kecamatan Anjatan, Patrol, Sukra, Bongas

7. Melibatkan tim ahli dari peneliti dan perguruan tinggi untuk mengetahui kemungkinan pemanfaatan destilasi air laut dan air tanah yang asin

8. Merekomendasikan untuk memperbanyak pembuatan embung atau bangunan penangkap air khususnya di beberapa daerah yang merupakan titik kritis ketersediaan air pada waktu musim kemarau

9. Keterlibatan media masa khususnya radio daerah untuk mengemas acara khusus seputar antisipasi perkembangan iklim yang diharapkan bisa membentuk petani yang mempunyai wawasan serta mandiri iklim

Read more ...
Designed By Blogger Templates