Breaking News

Senin, 25 Mei 2015

Awal Kemarau Panjang Tahun 2015 di Indramayu

sumber foto : nasional.kontan.co.id
Senin, 25 Mei 2015, kami terlibat dalam diskusi mengenai perkembangan iklim di Bappeda Kabupaten Indramayu. Sebuah kemajuan yang dimiliki Indramayu adalah adanya Tim Iklim dari lintas Satuan Kerja Perangkat Dinas (SKPD) yang memberikan masukan terhadap kebijakan yang bisa diambil terkait perkembangan iklim ekstrem.

Pertemuan ini didasarkan pada perkembangan yang meresahkan bahwa saat ini di 5 kecamatan di Indramayu yaitu Kecamatan Gantar, Kroya, Terisi, Cikedung dan Cantigi sudah terjadi kekeringan serta hujan yang tidak kunjung turun. Luas sawah yang kering mencapai hampir 2.300 hektar dan kemungkinan akan terus bertambah.

Kondisi ini adalah awal dari mata rantai kesulitan petani, dimulai dengan menyusutnya ketersediaan air di Bendung Rentang dan Jatiluhur, ancaman matinya padi yang baru ditanam serta mulai munculnya konflik antar masyarakat yang memperebutkan air. Kesulitan yang dihadapi Kabupaten Indramayu memang hampir senantiasa berulang, karena Indramayu merupakan daerah paling ujung yang mendapatkan aliran air baik dari Bendungan Jatiluhur di sebelah barat maupun dari Bendungan Rentang di sebelah timur, pada musim kemarau dari hampir 120.000 hektar lahan sawah di Indramayu, hanya setengahnya yang mempunyai kemungkinan terairi oleh 2 bendungan utama tersebut.

Diskusi tersebut melahirkan beberapa hal yang perlu dilakukan untuk menyelamatkan pertanaman padi di Indramayu pada awal musim kemarau ini, hal tersebut antara lain :

1. Pengamanan Areal Pertanaman Padi yang sudah ditanam. Upaya ini dilakukan dengan pengecekan debit air yang real di seluruh jaringan irigasi yang ada dan melakukan koordinasi semaksimal mungkin untuk mengalirkan air ke areal sawah petani di wilayah Kabupaten Indramayu

2. Melakukan Koordinasi dengan PJT Jatiluhur terkait perbaikan saluran, pengurasan serta kemungkinan pembuatan embung atau bangunan penangkap air yang lebih optimal sehingga bisa dimanfaatkan pada waktu musim kemarau

3. Merekomendasikan penggunaan varietas genjah dan tahan air bagi petani, semisal inpari 13

4. Membuat pemetaan akurat terhadap areal yang terdampak oleh kekeringan

5. Mengusulkan untuk pelaksanaan hujan buatan di hulu sungai yang mengalir ke Indramayu

6. Mensosialisasikan tertib jadwal tanam serta gerakan hemat air bagi lokasi/kecamatan yang selama ini kelebihan supply air, seperti Kecamatan Anjatan, Patrol, Sukra, Bongas

7. Melibatkan tim ahli dari peneliti dan perguruan tinggi untuk mengetahui kemungkinan pemanfaatan destilasi air laut dan air tanah yang asin

8. Merekomendasikan untuk memperbanyak pembuatan embung atau bangunan penangkap air khususnya di beberapa daerah yang merupakan titik kritis ketersediaan air pada waktu musim kemarau

9. Keterlibatan media masa khususnya radio daerah untuk mengemas acara khusus seputar antisipasi perkembangan iklim yang diharapkan bisa membentuk petani yang mempunyai wawasan serta mandiri iklim

Designed By Blogger Templates