Sabtu
Pagi yang cerah (27/09/2014), kami dari komunitas malai-malai padi, secara
tidak terencana menghadiri saresehan pembangunan pertanian temu alumni Keluarga
Alumni Fakultas Pertanian (KAFP) UNPAD di Kampus UNPAD Jatinangor, Bandung. Rasanya
senang sekali berdiskusi dan berdialektika tentang kondisi pertanian di
Indonesia dengan para praktisi, pakar dan akademisi yang hadir pada saat itu, karena biasanya kami hanya berdiskusi dengan
petani di rumah-rumah mereka yang sederhana atau di saung kecil dekat pematang
sawah tetapi saat itu kami bisa menyimak perbincangan di sebuah aula pertemuan lantai 2 yang
megah dengan muatan penuh tentang pertanian Indonesia, sehingga waktu terasa berlalu dengan demikian cepat.
Sebuah
kehormatan bagi kami karena di forum tersebut berkenan hadir Bapak Ahmad Dimyati,
selaku Direktur Jenderal Hortikultura, Kementerian Pertanian RI sebagai pemateri dengan
moderator Bapak Iwan Setiawan, Dosen dan penulis buku Pertanian Kreatif, yang keduanya
merupakan alumni dari Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran. Tema yang
diusung adalah pembangunan pertanian untuk mencapai kedaulatan pangan dan kemandirian ekonomi
Indonesia. Sebuah tema besar yang layak menjadi bahan kajian dan pemikiran
semua orang.
|
Ahmad Dimyati (Kanan) dan Iwan Setiawan (Kiri) |
Bapak Ahmad
Dimyati membuka sesi dengan penjelasan
mengenai manusia kaffah yang disinggung di dalam Al-Qur’an, arti kaffah menurut
bahasa adalah menyeluruh, dalam konteks ini Ahmad Dimyati menjelaskan bahwa
muslim yang kaffah adalah seorang yang Full Capacity Human. Hal ini digambarkan sebagai orang-orang yang mengembangkan spiritualitas melalui nalar maupun intuisinya untuk berbuat yang bermanfaat dan memberikan kontribusi dalam isu-isu yang
berkembang dan kontekstual di masyarakat. Dimana
dirasakan perlu untuk masuk ke dalam isu yang saat ini dirasakan sangat penting
yaitu investasi dalam mengembangkan sumber daya manusia.
Kontribusi spiritualitas pada SDM harus dijabarkan berdasarkan teori modal sosial yang
kurang lebihnya bisa kita artikan sebagai kebersamaan sosial dalam bentuk
kelompok atau komunitas yang terpadu (kohesi kelompok), yang saling
menjembatani (bridging) antara petani, akademisi, pemegang kebijakan, trader
dll serta saling keterkaitan (linking)
yang saling menumbuhkan dan berkembang. Spiritualitas harus dipandang sebagai
semangat untuk maju dalam kebersamaan.
|
Round Table Menggagas Pertanian Indonesia yang lebih baik |
Kita, Indonesia adalah negara yang
mempunyai kekayaan sumber daya alam dan sumber daya genetik. Semua upaya
pembangunan pertanian seharusnya bisa terintegrasi dalam rangka mengembangkan
sumber daya genetik bagi kesejahteraan petani kita. Sumber daya genetik harus
mampu kita kembangkan bukan hanya untuk kebutuhan pangan tetapi untuk
pengembangan energi, kosmetika dan obat-obatan.
Demikian pokok pikiran yang disampaikan secara lugas dan tenang oleh Bapak Ahmad Dimyati selanjutnya pertemuan tersebut diakhiri dengan diskusi panel mengenai tema pembangunan pertanian untuk mencapai kedaulatan pangan dan kemandirian ekonomi Indonesia yang dijawab oleh pemateri secara komprehensif. (Eeng)