Bila kita cermati, masih ada sebagian orang yang menebarkan energi positif dengan bekerja keras dan melahirkan karya nyata atas dasar keprihatinan terhadap kondisi pertanian di desanya. Seperti yang dilakukan oleh Aris Adela, seorang aparatur di salah satu desa di Kabupaten Kuningan. Aris yang saat itu dipercaya sebagai kepala urusan ekonomi dan pembangunan (kaur ekbang) di desa tempat tinggalnya yaitu Desa Pangkalan Kecamatan
Ciawigebang Kabupaten Kuningan merasa kondisi pertanian di desanya perlu di tingkatkan.
Sebagai imbalan dari pengabdiannya sebagai aparatur desa, Aris diberikan hak untuk mengelola dan menggarap tanah desa berupa sawah atau yang lazim disebut tanah bengkok
desa. Aris yang sangat tertarik dengan dunia pertanian khususnya pada pengembangan pertanian organik sudah lama mempunyai banyak ide dan gagasan untuk mempraktekkan pola pengembangan pertanian organik namun sayang gagasan tersebut belum bisa dilaksanakan karena saat itu dia tidak memiliki lahan.
Sehingga pada waktu diberikan kepercayaan untuk mengolah tanah desa tersebut maka seakan-akan gagasan-gagasan pertanian organik yang
selama ini berkecamuk di dalam kepalanya muncul kembali dan dia berharap bisa segera mempraktekkannya. Ditambah lagi
tuntutan dirinya sebagai abdi masyarakat yang harus memberikan contoh positif bagi kemajuan masyarakat tani di desanya.
Rasa penasaran tentang budidaya padi yang baik dan benar membuatnya mencari berbagai literatur dan banyak bertanya ke petugas lapangan di Dinas Pertanian Kab. Kuningan. Dengan bekal ilmu dan penerangan dari petugas, tanpa banyak pertimbangan pertimbangan Aris langsung mencoba bertani secara organik dengan segala keterbatasan yang ada.
Pada awalnya memang terasa sangat berat karena dirinya belum mengetahui dan belum terbiasa membuat bahan-bahan organik yang digunakan pada tanaman padinya seperti kompos, mol, NPK,Pestisida nabati,dll. Seiring dengan waktu semuanya terasa ringan dan secara perlahan teknik budidaya dan pengendalian hama secara terpadu mulai dikuasai.
Aris Adela, berkarya dan mengajak masyarakatnya untuk mengembangkan Pertanian Organik |
Penanaman Benih Muda sebagai salah satu Langkah Pengembangan Pertanian Organik di Kab. Kuningan |
Rasa penasaran tentang budidaya padi yang baik dan benar membuatnya mencari berbagai literatur dan banyak bertanya ke petugas lapangan di Dinas Pertanian Kab. Kuningan. Dengan bekal ilmu dan penerangan dari petugas, tanpa banyak pertimbangan pertimbangan Aris langsung mencoba bertani secara organik dengan segala keterbatasan yang ada.
Pada awalnya memang terasa sangat berat karena dirinya belum mengetahui dan belum terbiasa membuat bahan-bahan organik yang digunakan pada tanaman padinya seperti kompos, mol, NPK,Pestisida nabati,dll. Seiring dengan waktu semuanya terasa ringan dan secara perlahan teknik budidaya dan pengendalian hama secara terpadu mulai dikuasai.