Breaking News

Rabu, 04 Februari 2015

Akar yang Tak Pernah Bohong

Kang Yahya, petani muda Indramayu yg membatasi
penggunaan pupuk N kimia berlebihan
Sudah bertahun-tahun terjadi perdebatan yang panjang terhadap indikator fisik dari tanaman padi yang sehat. Sebagian besar petani melihat tanaman yang sehat dari sehatnya pertumbuhan dan hijaunya penampakan daun, asumsinya semakin daun kelihatan hijau maka tanaman tersebut tumbuh sehat dan produksinya tinggi. 

Maka tak heran pendekatan semacam ini menghasilkan pola bertani yang mengejar pertumbuhan daun dengan pemakaian pupuk N dosis tinggi yang berlebihan. Bila daun tanaman padi miliknya nampak kurang hijau dibanding daun padi tetangganya maka biasanya diberikan penambahan pupuk N lagi dan begitu seterusnya. Belum lagi resiko banjir di musim hujan yang bisa membawa hanyut pupuk yang baru diberikan, alhasil begitu besar kebutuhan pupuk kimia yang harus disiapkan dan begitu besar biaya yang dikeluarkan hanya untuk membeli pupuk saja.

Tapi saat ini mulai ada sebagian kecil petani yang mempunyai sudut pandang berbeda, sadar bahwa yang terpenting adalah pertumbuhan batang dan malai, maka tanaman padi tidak diberikan pupuk kimia dasar dengan jumlah yang tinggi, bahkan di beberapa lokasi sudah banyak yang meninggalkan penggunaan pupuk kimia dan menggantinya dengan pupuk organik yang dapat mengembalikan kesuburan lahan. Hal ini menegaskan yang terpenting adalah tersedianya cukup makanan di tanah agar tanaman padi bisa tumbuh dan hasilnya tinggi. 


Persemaian yang direndam air dalam waktu lama
Mengejar warna daun sangat riskan karena sering menimbulkan penyakit kresek atau hawar daun bakteri (BLB). Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Xanthomonas oryzae. Penyakit ini biasanya hadir karena kebiasaan petani kita yang kurang tertib yaitu persemaian yang direndam air dalam waktu lama, jarak tanam yang rapat, memotong akar dan daun bibit yang akan ditanam, lahan sawah yang dalam tergenang air pada waktu penanaman padi serta pemberian pupuk kimia N yang terlalu tinggi.  


Salah satu indikator tanaman padi sehat adalah akar yang sehat. Benar, akar yang sering dilupakan karena tidak kasat mata dan tersembunyi dibalik lumpur. Akar juga adalah bagian yang sangat jarang diamati oleh petani kita, namun merupakan indikator kesehatan tanaman yang bisa dipercaya.Tanaman yang sehat akan ditopang oleh akar yang sehat dan kokoh. Ini adalah filosofi kehidupan, metafora yang bukan hanya berlaku di dunia pertanian tapi pada keseluruhan aspek hidup kita. 

Akar yang sehat  panjangnya minimal sepertiga dari panjang batang tanaman berwarna cokelat muda yang segar. Akar yang segar akan hidup di lingkungan tanah yang penuh jasad renik semisal, cacing, belut, mikroba dan lainnya, mereka mahluk hidup ciptaan Tuhan yang mempunyai tugas untuk menyokong kehidupan kita dengan menggemburkan tanah.


Akar Tanaman Padi yang sehat
Akar akan menjalar dan tumbuh sehat di tanah sawah yang gembur dan memiliki PH tanah yang baik, namun sebaliknya akar akan sulit berkembang dengan leluasa di tanah sawah yang keras dan tandus karena kekurangan zasad renik dan tingginya kandungan pupuk kimia. sehingga akar jadi pendek, coklat kusam dan menjadi tempat hama berkembang biak. 

Hal ini terjadi karena pertanian konvensional berasumsi bahwa bertanam padi cukup dengan memberikan pupuk kimia dan tidak pernah memberikan kandungan pupuk organik yang cukup. Cukup dengan pupuk N, tanaman terlihat hijau namun hanya daun yang tumbuh panjang, batang tanaman tetap pendek dan kurang pertumbuhan. Sudah saatnya kita menyayangi tanah tempat kita hidup dengan memberi bahan organik yang cukup untuk pertumbuhan tanaman padi kita. 


Akar yang Tidak Sehat


Eeng_Komunitas Malai-Malai Padi@2015

Kutipan :
http://antonmhb.lecture.ub.ac.id/2012/06/mengenal-berbagai-penyakit-pada-padi/
Designed By Blogger Templates